Pengaruh Ukuran Arang Aktif Sebagai Filter Terhadap Reduksi Hidrogen Sulfida Pada Biogas
Kata Kunci:
biogas, filter arang aktif, H2SAbstrak
Perkembangan sumber daya energi baru sudah sangat pesat, salah satunya adalah biogas. Saat ini sudah terdapat beberapa tempat pengelolaan biogas di Indonesia. Di Sulawesi Selatan sendiri terdapat beberapa tempat pengelolaan biogas, misalnya di Desa Palipu Kabupaten Tana Toraja. Biogas adalah salah satu bahan bakar yang bersifat renewable (dapat diperbarui) yang diperoleh dari aktivitas anaerobik atau fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan bakteri. Tingginya kadar H2S pada biogas mengakibatkan kalor yang dihasilkan rendah. Untuk itu, biogas perlu dimurnikan terlebih dahulu dari kandungan H2S. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan Hidrogen sulfida (H2S) pada setiap reaktor, membuat filter pereduksi H2S pada biogas, mengetahui kinerja filter pereduksi H2S. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Filter Arang Aktif yang dihasilkan dengan ukuran Arang akti 1 mm, 2 mm, 3 mm, dan 4 mm serta panjang tabung 500 mm dan diameter 50,8 mm; Kandungan H2S pada ketiga reaktor biogas: Reaktor Minanga rata-rata 298,25 PPM; Reaktor Ko’bik rata- rata 171,75 PPM; Reaktor Tanete rata-rata 458,75 PPM; Kinerja filter arang aktif rata-rata dalam mereduksi H2S, sebagai berikut: untuk filter I dan II sebesar 99,61% dari 309,58 PPM; filter III sebesar 99,50 % dari 309,58 PPM; filter IV sebesar 96,70 % dari 309,58 PPM menjadi 3,16 PPM; Filter I,II,III dan IV memenuhi syarat untuk digunakan sebagi alat pereduksi H2S pada biogas berdasarkan PERMEN Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 13/MEN/X/2011 Tahun 2011